Minggu, 08 Mei 2011

KEGAGALAN PENGECATAN

Cat yang bermutu tinggi mengadung bahan-bahan baku pilihan dan berasal dari produsen-produsen yang terkenal diseluruh dunia. Selain itu produk-produknya sebelum dipasarkan telah mengalami penelitian dan pengujian dengan seksama. Dengan demikian jarang sekali terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh catnya sendiri.

Apabila cara pengecatan serta persyaratan permukaan yang akan dicat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan, maka kesulitan-kesulitan serta kegagalan dalam pengecatan tidak akan terjadi.

A. BLISTERING (menggelembung)

Sebab-sebabnya :

Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis, sehingga air atau solvent yang tertahan dibawahnya dapat mengakibatkan menggelembungnya lapisan cat tersebut. Pengecatan pada permukaan yang basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga kemungkinan terjadi gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent dapat bertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan mengering lebih cepat, sedangkan lapisan bawahnya masih mengandung banyak solvent yang akan menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.

Pencegahan :

1. Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan biarkan kering sempurna.

2. Selang waktu antara setiap lapisan cat cukup lama atau minimal sesuai dengan data teknis. Setiap lapisan cat diusahakan setipis mungkin agar pengeringan lebih sempurna.

3. Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung atau lembab) atau pada permukaan yang lama terkena sinar matahari.

Perbaikan : Bila banyak gelembung-gelembung yang terjadi, maka lapisan cat dikerok seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar bilamana diperlukan sebelum dilapisi cat akhir. Kalau gelembung-gelembung yang terjadi hanya sedikit, maka perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung saja.

B. FLAKING (Mengelupas)

Sebab-sebab :
1. jenis cat yang digunakan bersifat makin lama makin keras, sehingga tidak dapat mengikuti pergerakan permukaan yang dicat seperti kayu.

2. Pengecatan dilakukan diatas lapisan cat yang sudah mengapur, sehingga daya lekat cat berkurang.

3. Pengecatan pada permukaan kotor dan berminyak.

4. Menggunakan dempul berkualitas rendah, sehingga daya lekatnya tidak ada dan akibatnya bila diberi lapisan cat akhir yang bermutu tinggi, maka lapisan dempul akan terangkat.

5. Pengecatan pada lapisan cat lama yang bermutu rendah dimana daya lekatnya berkurang sekali sehingga bila diberi lapisan cat akhir yang bermutu tinggi, maka lapisan lama tertarik dan terkelupan.

6. Cat dasar yang digunakan tidak cocok dengan sistem pengecatan lapisan alkhir .

Pencegahan :

1. Permukaan yang akan dicat harus bersih dan kering.

2.Kerok lapisan cat lama yang sudah rusak atau bermutu rendah.

3. Hindarkan pemakaian dempul pada seluruh permukaan, terutama untuk exterior.

4. Gunakan cat dasar yang dianjurkan untuk sistem pengecatan yang digunakan.


C. DISCOLORATION (Perubahan Warna)

Sebab-sebab :

Bahan perekat dari lapisan cat dapat dirusak oleh garam-garam atau bahan-bahan kimia lain yang berasal dari dalam permukaan yang dicat atau dari udara. Demikian pula pigmen (pewarna) dapat diserang oleh bahan-bahan kimia atau sinar matahari.

Pencegahan :

Memilih jenis cat dan warna harus disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan.

Perbaikan :

Bila penyebab cat dan warna telah diketahui, maka dapat dilakukan pengecatan ulang dengan jenis cat yang sesuai.


D. EFFLORESCENE (Pengkristalan)

Sebab-sebab :

Efflorescence terjadi pada permukaan dari plesteran semen, dimana garam-garam bersifat alkali terbawa ke permukaan. Bila kristal-kristal garam tersebut berada dibawah lapisan cat dan dibantu kelembaban tembok akan merusak lapisan cat tersebut.

Pencegahan :

Pengecatan dilakukan setelah tembok dari plesteran atau beton telah kering sempurna, dimana kadar alkali dan air telah memenuhi syarat yang ditentukan. Gunakan lapisan cat dasar yang tahan alkali dan tidak dianjurkan menggunakan dempul tembok. Permukaan yang mengandung kristal-kristal garam harus dibersihkan terlebih dahulu dengan kain basah dan kering sampai tidak keluar lagi.

Perbaikan :

Kalau pengkristalan belum merusak lapisan cat, maka bersihkan garam-garam tersebut dengan kain basah dan kering. Amplas permukaan cat agar lebih porous, sehingga air dan garam-garam mudah keluar. Setelah pengkristalan tidak terjadi lagi, lakukan pengecatan ulang. Bila lapisan catnya telah dirusak oleh alkali, maka harus dikerok habis sampai kedasar permukaan. Bersihkan permukaan sampai efflorescene tidak terjadi lagi. lakukan pengecatan dari awal lagi.

E, WATER SPOT (Bercak-bercak seperti basah)

Sebab-sebab :

Penyebabnya hampir sama dengan BLISTERING (Menggelembung), tetapi lapisan catnya telah melekat dengan baik, sehingga air atau solvent yang berada dibawah lapisan catnya memberi kesan basah pada permukaan cat. Hal lain dapat disebabkan dengan digunakannya dempul yang mengandung bahan pelunak (plasticier) dimana lapisannya tidak ditunggu kering sempurna, sehingga bahan pelunak yang tertinggal akan migrasi (naik keatas) dan tertahan dibawah lapisan cat dan menyebabkan lapisan cat seakan akan basah.

Pencegahan :

1. Sama seperti Blistering.

2. Tidak dianjurkan menggunakan dempul untuk meratakan permukaan tembok.

Perbaikan :
Amplas permukaan lapisan cat agar porous, sehingga air, solvent atau bahan pelunak dapat dengan mudah menguap keluar.
Bila jamur telah tumbuh pada bagian-bagian yang basah tersebut, cuci dengan larutan kaporit, kemudian dilap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit. Bila diperlukan beri 1 lapisanwall sealler yang sesuai sebelum diberi lapisan cat akhir.


F. BITTINESS (berbintik)

Sebab-sebabnya :

1. Debu atau kotoran dari udara, kuas atau roll yang kurang bersih, atau alat penyemprot yang melekat pada permukaan cat.

2. Teknik pengecatan dengan alat penyemprot tidak benar, sehingga debu cat yang kering menempel pada lapisan cat yang masih basah.

3. Waktu mengaduk cat di dalam kaleng, lapisan kering pada permukaan tercampur.


Pencegahan :

1. Bersihkan alat-alat pengecatan dengan baik sebelum dan sesudah dipakai.

2. Aduklah cat dengan hati-hati dan kalau perlu disaring dulu setelah dilakukan pengenceran.


Perbaikan :

1. Biarkan lapisan cat mengering dan mengeras sempurna. Gosok permukaan yang berbintik dengan kertas amplas halus. Setelah dibersihkan debu-debunya, ulangi pengecatan.



G. DRING TROUBLES (Sukar mengering)

sebab-sebab :

1. pengecatan dilakukan dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu rendah ,berkabut dan lembab.

2. Pengecatan diatas permukaan mengandung lilin seperti bahan untuk poles, minyak atau debu

3. Pengecatan alkyd gloss enamel pada permukaan kayu yang pernah diberi lapisan POLITUR dari bahan Shellac.

4. Pengencer yang digunakan tidak sesuai.

Pencegahan :

1. Lakukan pengecatan waktu ada sinar matahari atau cuaca kering.

2. Permukaan yang akan dicat harus bersih.

3. Gunakan pengecer yang sesuai.

4. Kayu yang telah diberi POLITUR dari bahan Shellac harus dibersihkan dari lapisan cat tersebut.


Perbaikan :

Lapisan cat harus dikerok sampai bersih, kemudian ulangi pengecatan dari awal.


H. SAPONIFICATIO
N ( Penyabunan)


Sebab-sebabnya :

Serangan alkali pada lapisan cat yang bahan perekatnya mengandung minyak seperti alkyd gloss enamel.

Alkali dan minyak akan bereaksi secara kimiawi yang disebut penyabunan dimana memberikan hasil akhir seperti sabun dan penyebabkan lapisan cat menjadi lunak dan terbentuk gumpalan yang lengket.


Pencegahan :

Permukaan yang akan dicat harus bebas dari alkali. Tidak dianjurkan tembok dari plesteran semen atau beton yang baru, dicat dengan cat dasar alkyd , tetapi sebaiknya dengan cat acrylic dasar air atau jenis lain yang tidak mengandung minyak.

Perbaikan :

Keroklah seluruh lapisan cat dan kemudian permukaan harus dibersihkan sesempurna mungkin. Gunakan cat lain seperti cat acrylic dasar air.


I. SAGGING (Lapisan cat menurun pada beberapa tempat)

Sebab-sebabnya :

Umumnya disebabkan pengecatan yang tidak merata.

Pencegahannya :

Lakukan pengecatan dengan ketebalan yang merata dan selang waktu antara setiap lapis cukup lama. Sebaiknya pengecatan tidak dilakukan secara langsung tebal, usahakan setiap lapis tipis-tipis saja.

Perbaikan :

Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas amplas, kemudian lakukan pengecatan ulang.


J, BRUSHMARK (Garis-garis bekas kuas)

Sebab-sebabnya :

1. Cat tidak mengalir rata setelah dilapiskan, karena teknik pengecatan yang tidak benar seperti pelapisan cat yang tidak teliti, pengenceran yang kurang dan kuas dijalankan terus pada saat lapisan cat sudah mulai mengering.

2. Menggunakan kuas yang kotor atau bulu-bulunya telah menggumpal.


Pencegahannya :

1. Lakukan pengenceran yang benar dan gunakan pengencer yang sesuai.

2. Lapiskan cat dengan cepat tetapi merata. Jangan melapis ulang pada lapisan cat yang mulai mengering.

3. Pakai kuas yang bermutu bail dan bersih.


Perbaikan :

Setelah cat kering sempurna, gosoklah dengan amplas dan kemudian ulangi pengecatan.








Tidak ada komentar: