Minggu, 28 Maret 2010

Bilakah Kita Swasembada Sapi?

Sama seperti tempe, sapi juga mengalami hal serupa namun lebih berat. kenapa?
saat ini sebagian besar rakyat kita makan daging sapi import dengan alasan
1. lebih murah
2. memang ketersediaan kita kurang

kenapa begitu ?
jumlah penduduk indonesia semakin hari semakin bertambah, konsumsi daging semakin bertambah pula rationya. sementara jumlah sapi lokal semakin berkurang. hal ini wajar karena populasi lestari sapi lokal kita masih sangat jauh dari kenyataan. populasi lestari dalam hal ini kami maksudkan adalah jumlah konsumsi daging sapi sama dengan produksi sapi pertahun. di Indonesia konsumsi jauh lebih besar dari produksi. artinya kalo dibiarkan hal ini terjadi sapi lokal kita bisa habis.

coba kita bayangkan, kalo saja jumlah penduduk indonesia 250 juta dengan ratio konsumsi daging sapi 1 kg dalam satu tahun maka konsumsi daging sapi rakyat indonesia adalah =

250.000.000 x 1 kg = 250.000.000 kg daging sapi

rata rata berat sapi 500 kg

prosentase karkas anggap 50% ( yang dimaksud karkas adalah sapi yang sudah diambil isi perut dan kulitnya)

jadi rata rata berat karkas adalah 500 kg x 50% = 250 kg

sementara porsi dagingnya anggap 50% karkas jadi jumlah daging 50% x 250kg = 125 kg
jadi produksi sapi 1 tahun harus lebih besar dari =

250.000.000 kg / 125 kg = 2 juta sapi (dengan anggapan 1 sapi beranah 1 dalam dua tahun maka diperlukan 4 juta induk sapi )

padahal jumlah sapi saat ini di indonesia hanya 11 juta campuran antara jantan, betina dan anakan.

cukup berbahaya kan ??

padahan untuk meningkatkan akselerasi pertambahan jumlah produksi sapi sangat sulit, hal ini dikarenakan induk sapi hanya beranak 1 dalam 2 tahun dan tidak bisa dipercepat lagi.

oleh karena itu perlu ada kebijakan yang melarang memotong sapi betina produktif dan anakan. perlu berpuasa makan sapi lokal kalo nggak mau sapi lokal kita punah.

Tidak ada komentar: