Minggu, 28 Maret 2010

TEMPE

Apa urusannya Indonesia Adi Daya dengan tempe???
wah menurut saya ini hal yang mendasar, kenapa? kalo ditengok kebelakang, masyarakan Indonesia sebagian besar sangat kental dengan lauk tempe (tahu masuk dalam kategori ini). mungkin sekarang dengan populernya ayam sayur dan telor ayam negeri porsi tempe ini agak terkurangi, namun tetap saja konsumsi tempe sangat besar.

Coba tengok lagi apa dibalik itu. sebagai makanan tambahan yang terbilang pokok, sebuah negara tentu harus berupaya untuk menjaga pengadaannya. tentunya pengadaan yang dimaksud disini adalah pertaniannya bukan pengadaan import. so... sudahkah kita swa sembada kedelai???? rasanya masih jauh panggang dari api alias jauh sekali? kenapa?? pertanyaan itu pasti timbul diantara pembaca. nah ini yang sama sama kita tanyakan pada pemerintah. lahan ada, petani banyak, pertanian punya departemen sendiri.....ada yang kurang???

yang kurang adalah kesadaran pemerintah bahwa ini soal ketahanan sebuah negara. lho apa hubungannya ketahanan negara dengan tempe... sampeyan niki kok aneh. begini..... tadi kan sudah dibahas bahwa sebagian penduduk negeri ini suka dan terpaksa makan tempe sebagai menu hariannya, lha kalau negara ini tidak swasembada kedelai sebagai bahan baku tempe ya kita dengan mudahnya dipermainkan negara pemasok kedelai tadi. nah cilakanya negara pemasok kedelainya adalah amerika serikat. kita dengan mudahnya didikte negara itu. itu yang dimaksud dengan ketahanan negara.

lalu kenapa pemerintah mau?? ada alasan begini.... daripada tanam sendiri lebih baik beli lha wong harganya lebih murah, ngapain susah susah. nah alasan ini yang sering menjebak.genap 10 tahun kita tidak tanam kedelai masyarakat mungkin lupa tanam kedelai. jadinya keterganyungan total sama negara orang.... ini cilaka. pemerintah harusnya mengerti bahwa soal pangan adalah pertahanan nomor pertama. kalo perang logistik itu utama (ini contoh saja), kalo logistiknya payah bagaimana bisa menang perang??.

mengenai mahal murah dari barang import pemerintah wajib menjaga dan mengatur keberlangsungan pertanian kedelai, itu wajib. sehingga walaupun harganya lebih mahal ya harus di subsidi, itu bagian dari ongkos biaya pertahanan bukan ongkos departemen pertanian. gitu loh.. hal ini berlaku juga untuk beras, minyak goreng, gula dan bahan pokok lain.

dengan swasembadanya kita di bidang itu maka ketahanan pangan menjadi terjaga, kita tidak mudah di ombang ambingkan negara lain karena kita mandiri di bidang pangan ...

semoga hal ini cepat terealisasi.....amiiin


salam


widi sudjatmika

Tidak ada komentar: